Skip to main content

Bulan Ramadhan di Istanbul

Agen 338A Di awal-awal perjalanan kami, persisnya di th. 2009, mujur sekali kami ada di Istanbul, Turki, di bulan Ramadhan. Seru!

Pastinya telah sempat dengar Masjid Sultan Ahmed yang ada di Istanbul? Atau mungkin saja tahu dengan nama tenarnya, “Blue Mosque”, nama yang mengacu pada ubin biru yang melapisi dinding-dindingnya. Masjid Sultan Ahmed dengan arsitektur bergaya Ottoman (Utsmaniyah) klasiknya dibuat dimuka era ke-17 pada saat pemerintahan Sultan Ahmed I, pas di seberang Hagia Sophia, terpisahkan oleh pelataran serta taman. Bangunan megah nan indah ini yaitu satu diantara landmark terutama di Istanbul, sampai saat ini dipakai jadi masjid, tetapi juga di buka untuk beberapa turis di waktu tidak dipakai untuk acara keagamaan.



Nah, di selama bulan Ramadhan itu, Sultan Ahmed Square yang terdapat di samping masjid, atau juga dikenal dengan nama Hippodrome Konstatinopel, beralih jadi lautan pasar malam etnis yang super seru! Mulai buka di sore hari, membidik mereka yang akan berbuka puasa, sampai larut malam juga masih tetap ramai. Dari warga lokal, turis domestik, sampai turis mancanegara, yang umumnya datang dari negara tetangga. Warung-warung serta kedai-kedai menghidangkan beragam type makanan tradisionil. Dari gulali beragam warna yang dapat digabung-campur saat panas membuat customized lollypop, sampai makanan berat seperti beragam type kebab Agen Togel,!

Beberapa pedagang berjualan beragam jenis barang. Suvenir serta pernak-pernik etnis, bahkan juga mainan anak-anak juga ramai. Warung-warung shisha bermacam rasa serta aroma ada disana sini untuk berkumpul dengan rekan serta kerabat serta bersantai dengan. Di mana-mana, musik ciri khas Turki melantun. Disana-sini ada pertunjukan tari, termasuk juga Whirling Dervish dimana beberapa pria kenakan pakaian panjang berwarna putih serta menari berputar dengan kecepatan begitu tinggi ikuti irama lagu yang menghanyutkan.

Whirling dervish

Dari semuanya makanan yang dihidangkan, dari kebab beragam macam serta hidangan manis beragam rupa serta warna, favoritku yaitu es cream!

Es cream? Apa uniknya? Es cream disini kenyal! Kenyal?

Ya, es krimnya kenyal. Bukanlah es cream umum. Tukang es krimnya juga bukanlah tukang es cream umum. Mereka kenakan pakaian tradisionil Turki, serta mereka panda lakukan beberapa trick es cream serta juga akan mempermainkan si konsumen! Es cream yang kenyal ini lengket. Karena sangat lengketnya, waktu diciduk dengan tongkat pengaduknya, gumpalan es cream 1 drum bisa diangkat sekalian, keluar dari drumnya jadi 1 gumpalan raksasa, serta dengan lincahnya si tukang es juga akan melemparkannya ke udara serta menangkapnya. Benar-benar pertunjukan yang mengagetkan. Sembari memperagakan beberapa trick yang lain, ia juga akan buat cone es cream si konsumen. Tetapi ketika ia memberinya pada sang konsumen, ada sekali lagi tricknya. Cone yang telah di tangan konsumen (yakni saya), mendadak lenyap! Karna di tukang es dengan lihai mencekatkan tongkat pengaduk barusan di gumpalan es cream serta menariknya ke udara. Es cream juga melayang-layang di udara! Serta semuanya pemirsa tertawa terpingkal-pingkal menertawakan saya yang berdiri malu dengan tangan kosong menjulur, kehilangan es cream. Perutku sendiri telah teramat begitu sakit perut karna tertawa demikian hebat! Seruuuuu sekali….

Turkish gummy ice krim vs Luke (Ryan's brother)

Btw itu photo Luke, adiknya Ryan, cocok dikerjain tukan es cream Turki, hehehe…

Bagaimana dengan rasa-rasanya sendiri? Setelahaku berhenti tertawa serta perut tidak sakit sekali lagi, baru dapat coba. Teksturnya seperti marshmallow yang kenyal, tetapi beku. Begitu mengasyikkan buat kunyah-kunyah Agen Judi Online.

Sepuas kami berputar di pasar malam, sebelumnya kembali pada penginapan, kami senantiasa singgah di bangku-bangku yang berjejer dimuka Blue Mosque. Dimuka kami yaitu Blue Mosque yang berwarna biru, di belakang kami, terpisahkan oleh satu taman, yaitu Hagia Sophia yang berwarna merah muda. Letaknya agak jauh dari hingar bingar pasar malam di Hippodrome, tetapi kami masih tetap dapat mendengar keramaian samarnya.

Tidak lama duduk disana, terdengar seruan, “chai, chai, chai, lira, lira, lira…. ”

Beberapa penjual teh berdatangan dengan jajaannya. “Chai, lira. ” Tujuannya, satu lira saja untuk 1 gelas teh panas, dihidangkan dengan bongkahan gula. Kami senantiasa membelinya tiap-tiap malam. Meluruskan kaki sambil menentramkan diri dari kemeriahan pasar malam yang barusan kami tinggalkan. Bahkan juga ketika kami sangat malas untuk berputar di pasar malam, kami masih tetap singgah ke depan masjid untuk nikmati sepi malam yang syahdu. Penginapan kami tidak jauh dari situ.

Blue Mosque - Ramadhan

Kami sekedar duduk dalam ketenangan malam, sembari nikmati panorama masjid biru yang syahdu, yang ditempa sinar lembut lampu-lampu sorot di sekelilingnya, dibawah naungan hitam malam serta bintang yang bertaburan di langit, sembari menyesap teh manis panas yang begitu simpel. Ah, nikmatnya…

Demikianlah ingatanku tentang Istanbul di bulan Ramadhan…

Sedikit panduan keuangan di Turki

Mungkin saja lebih pas dikatakan sebagai berbagi pengalaman pribadi kami dari pada jadi panduan, tetapi mudah-mudahan bermanfaat 🙂

Mata uang Turki yaitu Lira. 1 Lira sekarang ini yaitu sekitaran 5 ribu rupiah. Waktu itu, kami masuk Turki lewat jalan darat, yakni dari Yunani. Kami naik kereta api, yang sangat terpaksa disambung dengan bis karna Turki barusan alami banjir bandang besar yang mengakibatkan rel kereta api tergenangi banjir cukup tinggi hingga treknya tidak bisa dipakai. Waktu itu kami tidak dengan bekal lira sekalipun. Kami cuma miliki sisa Euro dari perjalanan berbulan-bulan di Eropa. Setiba kami di stasiun, kami tarik tunai di ATM memakai kartu ATM. Tidaklah perlu bebrapa ribet mencari money changer, karna ATM terdapat beberapa. Euro kami taruh jadi emergency kontan, serta ya toh sesudah Turki gagasannya kami akan singgah Eropa sekali lagi. Penginapan-penginapan disini bisa dibayar dengan kartu credit, kurangi beban mesti tarik kontan dalam jumlah besar. Memanglah lebih praktis serta aman cuma membawa kontan sekedarnya saja. Hindari pencurian atau keteledoran yang menyebabkan kehilangan uang

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Jalan Jalan Ke Kamboja

situs judi online  Tidak jauh dari Angkor Wat di Cambodia, terdapat satu danau raksasa bernama Tonle Sap. Pada musim kemarau saja, danau ini seluas 2 x Danau Toba, yang disebut danau terluas di Indonesia. Pada musim penghujan? Air naik, tubuh danau membengkak sampai lima kali lipatnya, jadi satu danau maha luas seukuran 3x Pulau Bali! Karna luasnya ini, tidak heran bila jumlah paling besar ular air tawar di Asia Tenggara ada disini. Danau ini jadi tempat tinggal untuk Mekong giant catfish, ikan air tawar paling besar didunia yang panjangnya dapat menjangkau 3 mtr., juga buaya Siam yang saat ini nyaris punah di alam bebas. Tetapi Tonle Sap tidak cuma tempat tinggal untuk buaya siam, lele raksasa, ular air serta spesies-spesies akuatik yang lain. Tonle Sap juga tempat tinggal untuk beberapa ratus ribu manusia yang hidup di perkampungan terapung di atasnya. Siang hari itu kami mengambil keputusan untuk meninjau perkampungan terapung* itu. Dari demikian banyak perkampungan ter

Bahasa yang di gunakan sewaktu Traveling

judi online terpercaya  Halo friends, saya menginginkan berbagi mengenai pengalaman saya penyesuaian dengan BAHASA, keluyuran sepanjang 3, 5th di 40-50-an negara gini. Banyak yang takut keluyuran di negara asing karna masalah bhs. Terlebih bila negara maksud tidak kenal Bhs Indonesia serta Inggris. Kami tidak sempat hindari satu negara karna bhs, serta kenyataannya kami bebrapa dapat saja kok survive #BahasaTravel yang paling ampuh berdasarkan pengalaman yaitu Inggris. Dapat dipandang ini yaitu bhs yang paling universal. Saya mulai belajar Bhs Inggris di SMP. Dahulu nilai Inggris saya empot-empotan mulu, tidak tidak sering 3 digit dibawah nilai Mat/IPA saya. Sembilan th. belajar Bhs Inggris di sekolah, tetep payah. Kenal Ryan setahun, segera ningkat. Dasarnya, bila ingin Bhs Inggris bagus, rajin-rajin praktik! Laos - Luang Prabang - Monk Novice Khao and 1000 rupiah Luang Prabang, Laos. Monk novice (sramanera) juga belajar Bhs Inggris. Ini Khao, tengah praktik Inggrisnya